Rio Oktora Forum
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Rio Oktora Forum


 
IndeksPortalLatest imagesPencarianPendaftaranLogin

 

 Bicara Blak-blakan Tak Selalu Baik

Go down 
2 posters
PengirimMessage
Administrator
Admininstrator
Admininstrator
Administrator


Jumlah posting : 321
Join date : 09.05.09
Lokasi : Bandar Lampung

Bicara Blak-blakan Tak Selalu Baik Empty
PostSubyek: Bicara Blak-blakan Tak Selalu Baik   Bicara Blak-blakan Tak Selalu Baik Icon_minitimeThu Feb 18, 2010 2:30 pm

Rabu, 17/2/2010 | 19:08 WIB

KOMPAS.com - Salah memilih kata atau kalimat bisa membuat suasana tak enak. Kejadian semacam ini seringkali terjadi pada hubungan berpasangan.

Pakar mediasi perceraian dan keluarga, Laurie Puhn, seringkali menemukan kasus pertengkaran dalam rumah tangga yang dimulai dari pilihan kata yang salah. Apalagi jika ucapan yang tidak tepat terlontar saat pertemuan keluarga besar. Suasana akhir pekan yang seharusnya penuh canda menjadi kaku dan canggung.

Saran dari Laurie adalah mencoba menggunakan kalimat berikut ini, supaya hubungan Anda lebih damai dan harmonis.

"Terima kasih atas masukannya, saya akan pikirkan kembali"
Sumbang saran oleh keluarga seringkali terucap begitu saja dalam pertemuan keluarga. Terima masukan dari mertua, atau pendapat orang lain tentang apa pun. Bahkan untuk urusan gaya rambut atau busana. Berikan respons yang positif dan santai. Jangan terlalu anggap serius, apalagi jika membalasnya dengan kasar. Tujuannya adalah menjaga kesopanan, dan mengakhiri pembicaraan agar tidak melebar. Tak perlu bersikap defensif untuk mengakhiri pembicaraan bukan?

"Waktunya tepat enggak ya, buat kamu?"
Saat Anda ingin membicarakan sesuatu dengan pasangan, namun dia sedang asik menonton pertandingan sepakbola, berikan pertanyaan sederhana seperti di atas. Jika si dia memberikan lampu hijau, lalu mematikan televisi dan mulai merespons Anda, lanjutkan perbincangan. Jika pasangan bilang tidak, tanyakan kembali kapan waktu yang tepat. Jika sudah sepakat, misalkan 1 jam lagi, selesai sudah. Anda bisa menghindari adu mulut. Cara ini juga bisa diterapkan di kantor dengan rekan kerja atau atasan. Diskusikan kapan waktu yang tepat untuk menyampaikan sesuatu.

"Kamu sependapat dengan saya, enggak?"
Dalam keluarga, seringkali anak-anak mengeluhkan orangtua yang dominan. Orangtua memang perlu mengajarkan disiplin dan ketegasan, namun anak perlu juga dilibatkan dalam mengambil keputusan atau kesepakatan. Ruang diskusi dengan anak harusnya diisi tanpa emosi. Sebaiknya tanyakan juga apakah anak Anda ingin mendengarkan pendapat Anda. Jika ia setuju, ia akan siap mendengarkan. Jika anak tidak setuju, tak perlu menghabiskan energi untuk banyak bicara. Cara ini juga ampuh untuk pasangan dewasa.

"Kenapa kita tidak cari tahu dulu saja?"
Seringkali urusan memilih tempat makan, hotel, pakaian, atau apa pun yang ada harganya menjadi sumber perdebatan. Terlalu mahal, atau tidak sesuai selera, lantas Anda dan pasangan bermusuhan lantaran selalu beda pendapat. Kumpulkan data dan fakta, riset kecil-kecilan sebelum memilih dan memutuskan. Dengan begitu, Anda bisa membandingkan plus-minus jasa layanan. Jadi, tak perlu saling menyalahkan dengan pilihan pasangan.

"Saya butuh bantuan nih, kamu bisa bantu enggak?"
Sikap saling menuduh karena pasangan dianggap tidak punya rasa tanggungjawab tidak perlu dipelihara. Lebih baik sampaikan kebutuhan Anda secara langsung. Jika memang butuh dibantu, mintalah kepada pasangan. Jangan malah berasumsi pasangan tidak peduli atau bahkan tidak bisa mengerti maksud Anda. Bagaimana bisa mengerti kemauan Anda jika Anda tidak menyampaikannya langsung?

"Maksud kamu apa, sih?"
Mengajukan pertanyaan langsung lebih baik daripada berasumsi. Cara ini juga bisa membantu menghindari konflik. Terkadang, orang lebih sering berasumsi atas tindakan atau ucapan pasangannya. Padahal, dia bisa menanyakan langsung maksud di balik ucapan tersebut agar lebih jelas dan bukan basa-basi atau sindiran. Tanyakan dengan cara yang halus dan bukan memaksa, atau menuduh. Dengan bertanya langsung, terbuka ruang agar pasangan bisa menjelaskan maksudnya. Minta juga kesempatan juga untuk memberikan respons sebelum akhirnya membuat kesimpulan.

"Aku enggak suka cara ini, bagaimana jika kita cari solusi lain?"
Bersibuk diri dengan membahas masalah hanya akan menghabiskan energi. Lebih baik cari formula solusinya agar tidak terjadi di kemudian hari. Misalkan, urusan kebersihan rumah. Daripada Anda selalu kesal dengan hasil kerja suami, lebih baik Anda berbagi tugas. Siapa yang berurusan dengan urusan dapur, dan siapa yang bertugas menyapu lantai.

"Aku ikut prihatin dengan masalahmu"
Meski teman, pasangan, atau keluarga, seringkali mendatangi Anda untuk meminta saran dan pendapat, tetapi pendapat Anda tak akan ia turuti. Karena sebenarnya, orang mendatangi Anda bukan untuk mencari solusi, tetapi untuk mendengarkan uneg-unegnya saja. Meskipun begitu, jika dia kena getahnya lantaran tak mendengarkan saran Anda, jangan pernah mengatakan, "Aku bilang juga apa? Enggak mau dengar, sih!". Tetaplah berempati padanya.
Kembali Ke Atas Go down
http://riooktora.nstars.org
Prince Azura
Moderator
Moderator
Prince Azura


Jumlah posting : 26
Join date : 12.05.09
Age : 32
Lokasi : ViLLa CiTeRa

Bicara Blak-blakan Tak Selalu Baik Empty
PostSubyek: Re: Bicara Blak-blakan Tak Selalu Baik   Bicara Blak-blakan Tak Selalu Baik Icon_minitimeMon Jul 05, 2010 12:23 pm

bagus tuh ..
lanjutin min ...
berita nya keren2 mata
Kembali Ke Atas Go down
 
Bicara Blak-blakan Tak Selalu Baik
Kembali Ke Atas 
Halaman 1 dari 1

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
Rio Oktora Forum :: Other Info :: Female Room-
Navigasi: